Di tengah padatnya aktivitas belajar dan bermain di lingkungan sekolah, para peserta didik berpotensi mengalami insiden medis yang tak terduga. Baik luka kecil saat istirahat, tersedak saat makan, hingga kondisi darurat yang lebih serius seperti pingsan dan henti napas.
Mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas, keselamatan siswa adalah prioritas utama. Menyadari pentingnya kesiapsiagaan ini, Sekolah Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Yahya sebagai peserta Bapel JPKM Surya Sumirat berkolaborasi dengan Rumah Sakit Santo Borromeus untuk mengadakan edukasi kesehatan tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) bagi seluruh guru dari jenjang TK hingga SMA pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Edukasi kesehatan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga untuk membekali para pendidik dengan keterampilan praktis demi menciptakan lingkungan belajar yang aman dan terjamin. Dengan narasumber langsung dari tim profesional Rumah Sakit Santo Borromeus antara lain Ners Mila Erma Ermilawati Sudrajat, S.Kep dan Ners Wulan Puspita Sari, S.Kep.,M.Kep, para guru dibekali untuk menjadi "penolong pertama" yang sigap dan kompeten dalam situasi darurat. Para guru yang hadir yaitu 27 orang, dibimbing secara langsung untuk menguasai berbagai teknik pertolongan pertama yang dapat menyelamatkan nyawa, sebelum bantuan medis profesional tiba. Materi yang disampaikan mencakup:
- Penanganan Cedera Umum: Para guru dilatih untuk menangani cedera yang lebih umum terjadi di lingkungan sekolah, seperti luka lecet, memar, patah tulang ringan, hingga penanganan mimisan. Sesi ini juga mencakup praktik Heimlich Maneuver untuk mengatasi kasus tersedak pada siswa.
- Identifikasi Tanda Bahaya Medis: Materi ini membekali guru dengan kemampuan untuk mengenali tanda-tanda awal kondisi medis yang tidak terlihat jelas, seperti pingsan, kejang, atau gejala serangan asma, sehingga korban dapat merespons dengan cepat dan tepat.
- Bantuan Hidup Dasar (BHD): Berfokus pada langkah-langkah darurat untuk korban henti napas atau henti jantung. Guru belajar cara mengecek respons, membuka jalan napas, dan melakukan kompresi dada (CPR) yang benar pada orang dewasa, anak, dan bayi. Penguasaan BHD ini sangat krusial, mengingat menit-menit pertama dalam sebuah insiden "Golden Hour" adalah penentu utama keberlangsungan hidup korban.
Tim dari Rumah Sakit Santo Borromeus memastikan seluruh peserta terlibat aktif melalui sesi praktik langsung. Dengan menggunakan manekin dan peralatan simulasi, para guru mendapatkan penjelasan mengenai teknik BHD, kompresi dada, hingga penanganan korban tersedak. Antusiasme para peserta sangat tinggi, menunjukkan komitmen kuat mereka untuk menguasai keterampilan ini.
"Pelatihan ini bukan hanya memberikan pengetahuan, tapi juga kepercayaan diri bagi para guru untuk bertindak cepat dan tepat saat dibutuhkan. Ini adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman," ujar salah satu narasumber dari Rumah Sakit Santo Borromeus.
Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan P3K ini, guru-guru di Sekolah YPK Yahya kini siap menjadi garda terdepan dalam menjaga keselamatan peserta didik. Kolaborasi ini menegaskan komitmen Sekolah YPK Yahya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang tidak hanya edukatif, tetapi juga aman dan terlindungi bagi setiap generasi ; Bapel JPKM Surya Sumirat untuk meningkatkan pemeliharaan peserta melalui kegiatan edukasi kesehatan ; Rumah Sakit Santo Borromeus untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan bagi masyarakat.
Penulis: Bapel JPKM Surya Sumirat
Nomor Pelayanan Pelanggan: 0851-0156-5111
Alamat kantor: Jl. Ir. H. Djuanda No. 101 Bandung
